Ribuan Pekerja Industri Migas Terancam PHK

Rendahnya harga minyak dunia lebih dari satu bulan paling akhir ini dikhawatirkan dapat mengancam industri Miga di tanah air.

Pemerintah menga kui, tren penurunan dan bertahannya harga minyak dunia di level USD30 per barel dapat mengancam perusahaan migas terlebih di sektor hulu. Pasalnya, Indonesia selain sebagai negara dengan tingkat ketergantungan costumer terhadap keperluan minyak yang amat tinggi, Indonesia terhitung jadi anggota berasal dari negara produsen minyak dengan Flow Meter Solar.

Dirjend Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja mengungkapkan, dengan posisi Indonesia dengan dua segi sebagai costumer dan produsen, pastinya penurunan harga minyak dunia dapat berimplikasi terhadap ada masalah di industri hulu.

“Ini pasti yang tidak kami inginkan, negara kami kan berada di dua sisi, selain costumer kami terhitung produsen di sektor minyak. Makanya kami harus jaga keseimbangan. Harga minyak rendah dapat mengancam industri hulu,” papar Wiratmaja Puja.

Apalagi, di industri hulu banyak melibatkan pekerja dan industri penunjang. Sehingga kala harga minyak amat rendah dapat berimplikasi terhadap tidak mampunya sektor industri hulu bergerak.

Wiratjmaja mengakui, sebetulnya ditengah rendahnya harga minyak dunia jadi dilema tersendiri bagi pemerintah didalam menyikapi industri di sektor hulu. Ketidakmampuan industri hulu untuk bergerak gara-gara ada masalah akibat rendahnya harga minyak dunia sementara ini pastinya dapat berefek terhadap aktifitas perusahaan, yang pastinya berimbas terhadap produktifitas tenaga kerja.

“Ini yang kami jaga dan konsisten diskusikan sepanjang ini dengan pemerintah dan perusahaan di hulu. Kita menghendaki tidak ada PHK besar-besaran akibat rendahnya harga minyak dunia sementara ini,” ungkapnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *